“Girlboss”, sebuah serial komedi web yang telah memikat penonton dengan pesona komedinya, pemeran berbakat, dan anggaran moderat untuk episode berdurasi 29 menit. Meski mendapat rating kritis 32% di situs Rotten Tomatoes, seri tersebut berhasil menimbulkan reaksi positif dari penonton umum karena kecerdasan dan humornya. Namun, pertanyaan membara tetap ada, apa yang terjadi dengan Girlboss season 2 yang sudah banyak dinantikan oleh para penggemar?
Simak yuk!
Pembatalan Girlboss Season 2 yang Tak Terduga
Yang mengejutkan semua orang, “Girlboss” menjadi serial komedi berkelanjutan pertama yang dibatalkan untuk season 2 di antara 15 komedi yang ditayangkan oleh Netflix sejak tahun 2015.
Pembuat dan produser eksekutif Kay Cannon tampaknya tidak mengetahui keputusan ini dan bahkan mengisyaratkan rencana mendatang untuk Girlboss season 2. Namun, serial itu tiba-tiba menghilang, membuat para penggemarnya pada bingung.
Faktor Finansial dan Keputusan Netflix Membatalkan Girlboss Season 2
Chief Content Officer Ted Sarandos menjelaskan pembatalan tersebut selama PGA’s Produced By Conference, mengutip pertimbangan keuangan sebagai faktor kunci. Sarandos menjelaskan bahwa film beranggaran besar dengan penonton yang banyak pastinya akan untung.
Sedangkan dengan mempertahankan produksi yang mahal untuk jumlah penonton kecil menimbulkan tantangan dalam model bisnis Netflix. Sayangnya, “Girlboss” menjadi korban kendala anggaran ini dan dihentikan bersama dengan beberapa serial lainnya.
Pengaruh Adanya Masalah Penulis
Alasan di balik pembatalan juga dapat ditelusuri kembali ke tindakan asli “Girlboss” itu sendiri, penulis Sophia Amoruso. Bersamaan dengan serial tersebut, kehidupan pribadi Amoruso menghadapi pengawasan publik, karena dia terlibat dalam berbagai kontroversi etika.
Outlet berita meliput dugaan praktik kerja yang dipertanyakan, termasuk memecat karyawan karena kehamilan dan penyakit sesekali. Pengungkapan ini berdampak negatif pada hubungan emosional penonton dengan pertunjukan tersebut, sehingga sulit untuk terus mendukung karakter yang asal-usul kehidupan aslinya bermasalah.
Beberapa Review dan Protagonis yang Dipertanyakan
Kritikus memfokuskan ulasan mereka pada karakter utama, Sophia, dan menyatakan pendapat yang beragam tentang perannya. Beberapa merasa bahwa meskipun seri tersebut berusaha menampilkannya sebagai seorang feminis yang kuat dan mandiri, Sophia sering kali menampilkan sifat-sifat negatif.
Para reviewers meringkas kepribadiannya sebagai “buruk”, dengan istilah seperti “keras kepala” dan “ketidakdewasaan” yang menutupi apa yang disebut “kemandirian”.
Sementara Kay Cannon membela sifat karakter yang tidak sempurna, mengklaim itu mencerminkan emosi manusia yang cacat seperti keegoisan dan keserakahan, pengulas tidak setuju, menganggap kekurangan Sophia lebih parah daripada sekadar “menyedihkan”.
Tidak Bisa Mengatur Waktu Dengan Baik
Waktu “Girlboss” mungkin memainkan peran penting dalam kejatuhannya. Netflix mengumumkan adaptasi novel Sophia Amoruso pada puncak kesuksesan bisnisnya pada Februari 2016. Namun, tak lama setelah pengumuman tersebut, bisnisnya mengalami masalah keuangan, yang menyebabkan kebangkrutan dan pengunduran diri Amoruso sebagai CEO.
Dia akhirnya menjual situs webnya, “NastyGal,” ke Boohoo.com. Pada saat serial tersebut tayang perdana pada tahun berikutnya. Kebingungan seputar reputasi Amoruso membuat penonton tidak yakin akan dukungan mereka untuknya.
Kebingungan ini, ditambah dengan potensi masalah dengan cerita atau penggambarannya, pada akhirnya inilah salah satu yang juga menjadi penyebab pembatalan serial tersebut, tanpa indikasi Girlboss season 2 di masa mendatang.
